Belum
berakhir luka kaum Muslimin di Afghanistan, Kashmir, Checnya, Palestina, Mesir,
dan seluruh negeri kaum muslimin lainnya yang sedang terdzolimi, kini Suriah
(Syam) yang menderita. Puluhan ribu nyawa telah hilang, darah merah segar
menjadi pemandangan harian yang tak terhindarkan. Anak-anak tak berdosa, para
wanita dan juga orang tua menjadi korban kebengisan dan kebiadaban penguasanya.
Telah
lebih dari dua tahun Syria (Suriah) diguncang oleh pergolakan politik.
Pergolakan yang kini bahkan menjurus pada perang saudara, ketika Pemerintahan Syria
pimpinan Bashar al-Assad bertempur melawan pasukan oposisi.
Bagi sebagian kalangan, pergolakan ini adalah sebuah ‘revolusi rakyat’ yang
berupaya mengggulingkan ‘rezim tiran’ Bashar Assad, sama seperti gelombang
revolusi ‘Arab Spring’ lainnya yang berhasil menumbangkan kediktatoran di
Tunisia, Mesir, dan Libya.
Beragam kejahatan telah dilakukan oleh rezim Al-Assad,
seperti pembantaian terhadap ulama, penghancuran masjid, perusakan mental
pemuda, pembunuhan, penyiksaan dan pembantaian terhadap ummat muslim, bahkan
sampai mendeklarasikan diri sebagai tuhan di bumi Syria. Selama dua tahun
terakhir ini terhitung lebih dari 60.000
rakyat Suriah yang wafat sebagai korban rezim Al-Assad dan lebih dari 500.000 orang mengungsikan diri dari
bumi Syria, menghindari keahatan rezim Al-Assad
Kejahatan rezim Al-Assad ini
menimbulkan sangat kerugian di bumi Syria, seperti kerusakan infrastruktur,
kelumpuhan ekonomi, kelaparan, dan penderitaan lain yang dirasakan saudara
muslim kita di bumi Syria, bahkan mereka membasahi bumi Syria dengan darah
ummat Muslim. Penyiksaan, pembantaian, hujan bom dan peluru menjadi pemandangan
harian yang terjadi di Syria. Berjuta rakyat Syria menderita karena kejahatan rezim
Al-Assad, kelaparan, bahkan menggantungkan hidupnya pada bantuan logistik dari
ummat Islam di belahan dunia yang lain.
Kepala
kemanusiaan PBB Valerie Amos, menyatakan sedikitnya 9,3 juta orang di Syria
atau 40% dari populasi memerlukan bantuan kemanusiaan dari pihak luar.
Jumlah
ini meningkat sebesar 2,5 juta orang dari angka PBB sebelumnya yang dirilis
pada bulan September yaitu sebanyak 6,8 juta. Krisis Syria "Terus memburuk dengan cepat dan tak
terelakkan," kata Amos kepada Dewan Keamanan PBB.
Lewat
juru bicaranya, Amanda Pitt, bahwa Amos mengatakan Dewan Keamanan PBB "Harus bersikap adil baik kepada rezim
pemerintahan maupun partai oposisi" untuk menjamin akses bagi para
pekerja kemanusiaan. Amos juga terus menekan dewan untuk menyalurkan bantuan
dan memberikan pengaruh mereka kepada pihak-pihak yang dapat menjamin
perlindungan warga sipil dan fasilitas sipil, jalur yang aman bagi tenaga medis
dan perlengkapan, dan perjalanan yang aman dan tanpa hambatan bagi bantuan
kemanusiaan.
Ada
lebih dari 2,5 juta orang tinggal di daerah yang terisolasi dan
menderita di Syria. Banyak dari mereka hidup tanpa makanan yang cukup dan
tanpa akses listrik dan obat-obatan.
Pengepungan
selama berbulan-bulan terhadap kota yang dikuasai pemberontak telah
mengakibatkan warga kehabisan makanan, air dan obat-obatan serta yang paling
terkena dampak kelaparan adalah anak-anak.
Syria adalah tanah suci yang
diberkati, ia bagian dari negeri Syam. Dalam sebuah hadits, Zaid bin Tsabit
berkata bahwa suatu hari Rasulullah bersabda ketika para sahabat berada bersama
beliau, “Beruntunglah negeri Syam,
sesungguhnya malaikat Rahman
membentangkan sayapnya di negeri tersebut” (HR. At Tirmidzi). Tanggung jawab menjaganya bukan hanya
tanggung jawab rakyat Suriah, tapi tanggung jawab kita semua.
Entah sampai kapan, bencana ini akan
berakhir. Kita tak akan tahu. Masihkah kita diam?
FSLDK (Forum
Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus) melalui program “FOOD FOR SYRIA” mengajak
seluruh umat Islam mengalokasikan sebagian rizqi yang Allah telah berikan untuk
membantu rakyat Suriah melalui kegiatan penggalangan dana untuk rakyat Syria.
Kesediaan
dan keikhlasan kita karena Allah semata, disitulah letak kepedulian yang
memungkinkan bagi kita selain do’a.
Semoga
donasi kita mampu menjadi amal jariyyah kita yang berbuah surga.
Rabu, 20-11-2013
PUSKOMDA Semarang Raya
No comments:
Post a Comment