Sunday, 4 November 2012

Proteksi Generator AC Tiga Fasa Terhadap Beban Putus Satu Fasa


Proteksi Generator AC Tiga Fasa Terhadap Beban Putus Satu Fasa


Hakam Rahmatullah
hakamrahmatullah@gmail.com


   Jurusan Teknik Elektro Polines 
Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA


Intisari

Pada saat ini dan akan terus berlanjut pada masa mendatang, sudah tidak dapat dipungkiri bahwa energi listrik merupakan suatu kebutuhan yaang tidak dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Dengan demikian diperlukan suatu sistem proteksi untuk dapat mempertahankan kelangsungan energi listrik. Pada pembangkitan energi listrik khususnya generator, merupakan sebuah peralatan yang vital bagi keberlangsungan energi listrik. Relai, pemisah, dan pemutus merupakan suatu kombinasi sistem proteksi yang diharapkan untuk dapat mengamankan dan meminimalisasikan kerusakan ataupun gangguan yang terjadi.

Keywords- Proteksi, Generator, Relai, Pemisah, Pemutus


I.             pendahuluan

Energi listrik merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi seluruh manusia untuk melakukan kegiatan, mulai dari kegiatan industri hingga kegiatan rumah tangga. Semua itu membutuhkan yang namanya energi listrik. Akan tetapi hal tersebut juga tidak lepas dengan adanya gangguan. Baik gangguan yang berat maupun gangguan yang ringan. Baik itu gangguan di pembangkitan maupun saat transmisi atau bahkan saat pendistribusian.
Gangguan yang berat biasa terjadi pada alat pembangkitan seperti generator. Generator merupakan sumber energi listrik di dalam sistem energi listrik.
Dikarenakan generator penting untuk kelangsungan sistem energi listrik maka diperlukan suatu sistem proteksi yang handal untuk bisa menanggulangi ataupun mencegah bila terjadi suatu gangguan yang dapat merugikan pihak-pihak yang menggunakan energi listrik. Karena pada dasarnya energi listrik harus beroperasi dalam keadaan baik dan aman. Oleh karena diperlukan suatu sistem proteksi yang dapat untuk memproteksi generator bila terjadi gangguan. Tujuan utama dari sistem proteksi adalah mengamankan. Banyak jenis proteksi yang digunakan tetapi hanya yang paling handal yang akan dipilih. Penggunaan proteksi juga harus didasarkan pada kegunaannya.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sitem proteksi pada generator tiga fasa terhadap beban putus satu fasa.


II.   DASAR TEORI

A. Teori Generator
Generator merupakan mesin listrik yang berguna untuk merubah energi mekanis menjadi energi listrik melalui sebuah medium. Generator mempunyai dua jenis yaitu generator direct current dan generator alternating current. Generator AC (altenating current) merupakan generator penghasil energi listrik bolak-balik yang biasa digunakan pada pusat pembangkit. Sering juga disebut gnerator sinkron karena jumlah putaran rotor sama dengan putaran medan magnet pada stator. Kecepatan generator sinkron dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang saling bereaksi. Konstruksi generator bolak balik terdiri atas stator yang merupakan bagian diam  dan rotor yang merupakan bagian yang bergerak. Berikut konstruksi generator bolak-balik:


 

Gambar 1. Konstruksi generator bolak-balik

Besar gaya gerak listrik pada generator oleh kecepatan putaran, jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluks, banyaknya fluks magnet yang dihasilkan oleh medan magnet, dan banyaknya jumlah kutub. Dengan memperbanyak atau menambah komponen yang telah disebutkan maka generator tersebut akan bertambah besar pula gaya gerak listrik. Karena gaya gerak listrik mempengaruhi kuat lemahnya daya yang dibangkitkan. Sebagai contohnya dalam kehidupan sehari-hari yaitu ketika sedang mengayuh sepeda, semakin kita cepat mengayuh sepeda maka akan semakin cepat dinamo berputar. Dan putaran tersebut menimbulkan gaya gerak listrik induksi pada kumparan, sehingga dapat dilihat bahwa nyala lampu yang dihasilkan dari dinamo akan bertambah terang.

B. Sistem Proteksi
Energi istrik mempunyai peranan yang vital, tetapi ketersediaan energi listrik tetap harus memenuhi faktor handal, ramah lingkungan, dan aman. Faktor handal dipengaruhi bagaimana instalasi tersebut dipasang apakah sudah memenuhi standar keamanan ataukah belum. Faktor ramah lingkungan ditentukan apakah sudah dicermati akan dampak terhadap lingkungan atau belum karena lingkungan juga merupakan juga turut mempengaruhi ketersediaan energi listrik. Dan yang terakhir yaitu faktor keamanan, faktor keamanan merupakan faktor terpenting yang harus dipenuhi agar terjaganya ketersedian energi lingkungan karena faktor keamanan sangat mempengeruhi bagi pengguna energi listrik.
Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan sistem proteksi? Sistem proteksi merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mengamankan atau memproteksi suatu rangkaian alat apabila terjadi gangguan maupun terjadi kerusakan.
Sistem proteksi mempunyai beberapa kegunaan yaitu mendeteksi adanya gangguan yang terjadi ketika suatu rangkaian alat sedang terkena gangguan ringan maupun gangguan yang berat, menghindari maupun mengurangi kerusakan peralatan akibat adanya gangguan, berguna untuk melepas atau memutuskan rangkaian satu dengan rangkaian yang lain apabila rangakaian satu atau rangkaian yang lain sedang dalam gangguan, dan mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh energi listrik.
Banyak kriteria yang patut untuk diperhitungkan ketika memilih suatu alat proteksi, antara lain yaitu :
1) Sensitivitas ( Kepekaan ) :
Yang dimaksud dalam kriteria sensitivitas yaitu alat dapat bekerja secara sensitiv dimana alat tersebut harus dapat bekerja ketika  terjadi gangguan walaupun gangguan yang dialami sangat kecil. Karena walaupun yang terjadi hanyalah gangguan kecil tetapi hal tersebut bila terlalu lama untuk tidak segera ditangani maka akan menjadi gangguan yang besar dan dapat berakibat yang fatal terhadap kelancaran distribusi energi listrik.
2) Selektivitas:
Selektivitas merupakan kriteria yang tidak boleh diaanggap remeh juga karena kriteria ini berfungsi untuk dapat menentukan jalur rangkaian mana yang terjadi gangguan. Setelah berhasil menganalisa gangguan maka kriteria selektivitas memainkan perannya.
3) Kecepatan beroperasi:
Semakin cepat alat beroperasi ketika ada gangguan sekecil mungkin, maka alat tersebut dapat dikatagorikan sebagai alat yang pantas untuk digunakan. Sebab bila kerja suata alat pengaman lambat, maka gangguan akan dengan cepat merusak sistem yang lainnya ketika alat tersebut mempunyai kecepatan yang lambat.
4) Kehandalan:
Kriteria kehandalan yang dimaksud dalam hal ini adalah alat proteksi tersebut benar-benar sudah teruji kualitasnya karena memiliki tingkat kepastian yang tinggi untuk memastikan bahwa tidak salah ketika harus segera melaksanakan tugasnya maupun memiliki tungkat keamanan yang baik untuk dapat bekerja dengan baik. Karena apabila terjadi maka kesalahan yang fatal akan mengganggu dalam proses distribusi energi listrik.
5) Pertimbangan ekonomis:
Peralatan proteksi memang sangat mahal bila dibanding dengan peralatan yang lainnya. Banyak alat proteksi yang abal-abal alias barang palsu yang bertebaran di pasaran. Oleh karena itu, selain harus pandai membedakan mana barang yang asli maupun yang palsu, jangan sampai tertipu oleh harga yang miring. Lebih baik agak mahal sedikit tetapi berkualitas baik.
6) Proteksi pendukung:
Proteksi pendukung merupakan proteksi yang berguna untuk menggantikan proteksi utama apabila proteksi utama gagal untuk mengamankan. Penyusunan proteksi pendukung terpisah dari proteksi utama.


III. PEMBAHASAN

Yang akan terjadi apabila generator AC tiga fasa  mengalami putus satu fasa yaitu generator tersebut akan tetap bisa untuk mengalirkan arus maupun voltase. Tetapi tidak akan bertahan dengan lama. Hal tersebut disebabkan karena ketidakseimbangan saluran yang digunakan. Biasanya mengalirkan arus dan voltase dengan menggunakan tiga saluran tetapi karena putus satu fasa maka beban penyaluran ditanggung hanya dengan dua saluran. Dengan tidak seimbangnya pada sistem akan dapat menimbulkan kenaikan arus tidak seimbang oleh karena akan menimbulkan arus urutan fasa negatif. Arus urutan negatif akan menyebabkan fluksi pada stator yang mempunyai kecepatan putaran sama dengan kecepatan rotor tetapi arah putaran berlawanan. Dengan artian rotor berputar ke kanan sedangkan fluksi stator karena arus urutan negatif maka berputar ke arah sebaliknya. Hal tersebut akan menimbulkan arus pusar pada rotor maupun arus pada kumparan. Dengan demikian akan mengakibatkan kumparan menjadi panas karena beban yang ditanggung berlebihan. Apabila hal tersebut terjadi terus menerus akan menyebabkan kerusakan pada alat. Oleh karena itu diperlukannya suatu alat yang dapat memproteksi generator, agar apabila generator tiga fasa putus satu fasa tidak bekerja terus menerus, melainkan alat proteksi tersebut cepat mematikan generator untuk melindungi generator itu sendiri dan hal-hal yang lainnya.
Adapun alat-alat yang berguna untuk mengamankan generator yaitu :
A. relai
B. pemisah
C. pemutus

A. Relai
Relai merupakan sebuah alat proteksi yang mempunyai prinsip kerja secara otomatis untuk mengurangi dan mengamankan suatu peralatan listrik apabila terjadi gangguan karena tuntutan untuk memberikan pelayanan tenaga listrik dengan kehandalan yang tinggi.
Relai mempunyai tiga bagian utama yaitu koil ( yang merupakan kumpulan lilitan relai ), common ( bagian yang tersambung pada kontak NC apabila dalam keadaan normal ), dan kontak ( terdiri atas NO dan NC ).
Jenis relai menurut jumlah komponen :
1) SPST :
Single Pole Single Throw. Terdiri atas satu koil, satu common, satu kontak NO, dan satu kontak NC.
2) SPDT :
Single Pole Double Throw. Terdiri atas dua koil, satu common, satu kontak No, dan satu kontak NC.
3) DPST :
Double Pole single Throw. Terdiri atas dua koil, dua common, dua kontak NO, dan dua kontak NC. Atau setara dengan 2 relai SPST.
4) DPDT :
Double Pole Double Throw. Terdiri atas dua koil, dua common, dua kontak NO, dan dua kontak NC. Atau setara dengan dua relai SPDT.
5) QPDT :
Quadruple Pole Double Throw. Setara dengan empat relai SPDT atau setara dengan dua relai DPDT.

Jenis relai menurut fungsinya :
1) Relai jarak ( distance relay ):
Berfungsi mendeteksi gangguan dua fasa atau tiga fasa sampai batas jangkauan
2) Relai tegangan kurang ( reverse power relay ):
Berfungsi mendeteksi turunnya tegangan dibawah yang di izinkan
3) Relai fasa urutan negatif :
Berfungsi mendeteksi arus urutan negatif yang disebabkan oleh beban yang tidak seimbang pada batas-batas yang tidak diijinkan
4) Relai diferensial :
Berfungsi mendeteksi gangguan hubungan singkat pada daerah yang diamankan
5) Relai frekuensi :
Berfungsi mendeteksi bessaran frekuensi rendah atau lebih diluar harga yang diijinkan
6) Relai pengunci :
Berfungsi menerima signal trip dari relai-relai proteksi dan kemudian meneruskan signal trip ke PMT, alarm, dan peralatan lain serta mengunci
7) Relai waktu:
Berfungsi untuk memperlambat waktu
8) Relai kehilangan sinkronasi ( out of step relay ):
Berfungsi mendeteksi kondisi asinkron pada generator yang sudah disambung dengan sistem
9) Relai keseimbangan tegangan ( voltage balanced relay ):
Berfungsi mendeteksi mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo tegangan otomatis
10) Relai arus lebih dengan waktu tunda ( time over current relay ):
Berfungsi mendeteksi besaran arus yang melebihi batas dalam waktu yang diijinkan
Jenis relai yang cocok untuk mengamankan generator tiga fasa terhadap beban putus satu fasa atau lebih mudah disebut dengan beban tidak seimbang yaitu relai jenis fasa urutan negatif dan relai arus lebih dengan waktu tunda.

B. Pemisah
Pemisah merupakan sebuah alat yang berguna untuk memisahkan rangkaian yang masih terseambung maupun sudah terbebas dari tegangan kerja. Alat ini mempunyai fungsi yaitu sebagai pemisah tanah dalam artian mengamankan peralatan dari tegangan yang masih tersisa ketika tegangan telah diputus dan sebagai pemisah peralatan yang berarti alat ini berfungsi untuk melindungi peralatan listrik dari peralatan lainnya dan harus dioperasikan saat kondisi tidak berbeban.
Cara kerja pemisah sama dengan saklar biasa yang berguna untuk membebaskan pemutus dari tegangan yang mengalir pada pemutus agar dapat dilakukan perawatan dan perbaikan ketika suatu sistem terjadi kerusakan.
Gambar 2. Pemisah

Parameter yang harus diperhatikan ketika pemilihan pemisah yaitu kemampuan pemisah dalam mengalirkan arus yang ditentukan oleh beberapa faktor antara lain besar penampang, kemampuan tegangan, kemampuan dalam menahan arus hubung singkat, dan memperhatikan tekanan udara komresor apabila menggunakn tenaga penggerak pneumatik serta memperhatikan tekanan minyak hidrolik apabila menggunakan tenaga penggerak hydrolik.
Gambar 3. Salah satu jenis pemisah

Jenis pemisah berdasarkan gerakan lengan :
1) Pemisah engsel
2) Pemisah putar
3) Pemisah siku
4) Pemisah luncur

C. Pemutus
 Pemutus merupakan peralatan yang mempunyai suatu funsi untuk membuka maupun memutus rangkaian listrik. Sebuah pemutus mempunyai beberapa persyaratan yang harus terpenuhi, antara lain yaitu pemutus harus mampu bekerja dalam kondisi saat adanya gangguan maupun tidak ada gangguan, mampu untuk menyalurkan arus secara terus menurus demi terpenuhinya pasokan energi listrik pada saat kondisi tidak ada gangguan, dan dapat membuka maupun memutus jaringan dalam kecepatan yang tinggi agar suatu sistem jaringan tersebut dengan cepat pula untuk segera diperbaiki atau saat membutuhkan perawatan.
Suatu pemutus disyaratkan untuk mempunyai kecepatanyang tinggi pada saat pemutuskan jaringan dikarenakan adanya busur listrik yang terjadi saat pemutasan terjadi. Apabila tidak dengan kecepatan tinggi maka rusaklah suatu sistem jaringan tersebut. Mekanisme pemutusan didasarkan oleh energi pegas atau energi udara tekanan atau energi tekanan minyak.
Jenis pemutus yang banyak digunakan pada saat ini antara lain :
1) Pemutus tenaga udara:
Pemutus ini mempunyai bentuk yang runcing. Ketika terjadi pemutusan, busur listrik akan melompat pada bagian yang runcing. Karena berat jenis busur listrik lebih rendah dibandingkan dengan berat jenis udara maka busur listrik akan memanjang ke atas sehingga akan menyebabkan terputusnya pemutus.

Gambar 4. Pemutus tenaga udara

2) Pemutus tenaga minyak banyak:
Pemutus tenaga minyak banyak ini menggunakan prinsip minyak sebagai peredam busur listrik ketika adanya proses pemutusan. Dengan menggunakan minyak diharapkan juga untuk membatasi ruang gerak busur listrik.
Gambar 5. Pemutus tenaga minyak banyak

3) Pemutus tenaga minyak sedikit:
Sama seperti pemutus tenaga minyak banyak, pemutus tenaga minyak sedikit juga menggunakan media minyak sebagai peredam busur listrik. Hanya saja prinsip kerjanya saja yang berbeda. Pemutus minyak sedikit ini menyemprotkan minyak ke arah busur listrik ketika sedang berlangsungnya pemutus.
Gambar 6. Pemutus tenaga minyak sedikit

4) Pemutus tenaga gas SF6 :
Digunakannya gas SF6 ini dikarenakan memiliki sifat isolasi yang baik serta mempunyai sifat yang cepat mendingankan. Prinsip kerja pemutus gas SF6 sama dengan pemutus minyak banyak yaitu meredam busur listrik dengan menggunakan gas SF6. Akan tetapi gas SF6 akan berkurang seiringnya waktu penggunaan, oleh karena itu perlu pengisian gas apabila pengukur tekanan gas telah berkurang.
Gambar 7. Pemutus tenaga gas SF6

5) Pemutus tenaga vakum:
Pemutus tenaga vakum merupakan pemutus dengan teknologi terbaru dikarenakan dalam pemutus ini tidak menggunakan media apapun dalam mumutus busur listrik melainkan pemutus ini menggunakan prinsip memperpanjang busur listrik. Konstruksi pemutus vakum yaitu menggunakan logam fleksibel yang dapat memanjang  maupun memendek.
Gambar 8. Pemutus tenaga vakum

6) Pemutus tenaga medan magnet:
Pemutus tenaga medan magnet mempunyai cara kerja yang sama dengan pemutus tenaga udara, akan tetapi pemutus tenaga magnet menghasilkan medan magnet yang berfungsi untuk menarik busur api agar memanjang serta putus.
Gambar 9. Pemutus tenaga medan magnet

Pada prinsipnya untuk pemilihan pemutus yang baik maka disesuaikan kembali dengan prinsip-prinsip yang sudah dijelaskan sebelumnya.


IV. KESIMPULAN (PENUTUP)

Relai, pemisah, dan pemutus merupakan sebuah kombinasi yang kuat untuk membuat sebuah sistem proteksi untuk memproteksi generator tiga fasa terhadap beban putus satu fasa. Peralatan tersebut bekerja saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Apabila ada satu peralatan yang kurang, hal itu juga akan mempengaruhi hasil proteksi yang akan dihasilkan. Oleh karena itu, bila salah satu peralatan yang ada memerlukan suatu tindakan maka harus segera dilakukan tindakan. Karena apabila tidak segera dilakukan tindakan maka aspek kehandalan alat tersebut berkurang dalam memproteksi suatu sistem jaringan energi listrik. Dalam pemilihan suatu peralatan proteksi juga jangan meninggalkan kriteria-kriteria yang telah dianjurkan yaitu sensitivitas, selektivitas, kecepatan beroperasi, kehandalan, pertimbangan ekonomis, dan proteksi pendukung. Kriteria tersebut dianjurkan untuk terpenuhi semua, karena hal tersebut demi keberlangsungan energi listrik.


Referensi

[1]        Asleri, Ganefri, dan Zaedal, Teknik Transmisi Tenaga Listrik. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Mengengah Kejuruan. 2008
[2]        (2012) Yantaksel website. [Online]. Tersedia :
http:/yanteksel.wordpress.com/2012/04/06/saklar-pemisah-pms-load-break-switch-lbs/
[3]        (2008) Dunia Listrik website. [Online]. Tersedia:
http:/dunia-listrik.blogspot.com/2008/10/circuit-breaker-sakelar-pemutus.html
[4]        (2012) Ardinositinjak website. [Online]. Tersedia:
http:/ardinositinjak.blogspot.com/2012/06/proteksi-sistem-tenaga listrik.html
[5]        Hasbullah. “Protection on Electrical Power System,”Bandung. 2008


No comments:

Post a Comment