Wednesday 5 February 2014

CERPEN - GAGAL PERGI KE PANTAI AKIBAT JAJAN SEMBARANG

Hari rabu yang mendung.
Jam sudah menunjukkan pukul 07.00. Tak lama kemudian terdengar bel sekolah berbunyi dengan sangat keras.
“Krrriiiiiiinnnnnggg . . . . . . .”
Bu Wati yang terkenal baik hati dan murah senyum masuk dalam kelas 3-A dengan penuh senyuman.
Dengan cepat aku dan teman-teman berdiri dan mengucapkan salam “Selamat padi bu guru”. Penuh perasaan bu Wati menjawab “Selamat pagi anak-anak. Sebelum memulai pelajaran kita berdo’a dulu ya”
Toni, ketua kelas segera menyiapkan teman-teman “Duduk siap grak. Sebelum memulai pelajaran kita berdo’a dulu. Berdo’a mulai” tak lama kemudian “Selesai”

Maaf kelupaan, namaku Kusuma. Biasa dipanggil Uma oleh teman-temanku.

“Anak-anak, kita kehadiran teman baru. Namanya Dewi” kata Bu Wati. “Dewi, silahkan masuk. Silahkan memperkenalkan diri”

Gadis yang bernama Dewi masuk dengan menundukkan kepala. “Oh itu anak barunya. Pasti kita seumuran. Kayaknya dia baik hati” kataku dalam hati.

“Halo teman-teman. Namaku Dewi Rahmawati. Teman-teman bisa memanggilku Dewi. Aku berasal dari Jogja. Sekarang aku tinggal di dekat pantai. Kalau teman-teman mau pergi ke pantai bisa mengajakku. Akan aku beritahu tempat-tempat yang menarik” kata Dewi.
“Halo Dewi. Selamat datang di kelas 3-A” kataku.
“Halo Dewi. Senang berjumpa dengan kamu” kata Erlin sahabatku.


Saat jam istirahat.
Aku dan sahabatku Erlin mendekati Dewi, teman baru kami.
“Dewi, tadi kamu bilang rumahmu dekat pantai ya?” kata Erlin
“Aku pengin sekali pergi ke pantai” jawabku kemudian
“Iya benar. Rumahku dekat sekali dengan pantai. Bagaimana kalo besok minggu kalian pergi ke rumahku? Nanti aku ajak ke pantai sekalian. Bagaimana?” Dewi menjawab pertanyaan kami.
“Seeetuujuuu” jawabku dan Erlin secara bersamaan

Hari Sabtu.
Sudah dua hari ini Erlin sahabatku tidak masuk sekolah. Padahal dia anak yang rajin dan selalu masuk sekolah.
“Uma, kok sudah 2 hari ini Erlin tidak masuk sekolah ya?” tanya Dewi padaku
“Iya ya. Tidak seperti biasanya” jawabku
“Kamu tahu rumahnya Erlin kan Uma? Bagaimana kalo Erlin kita tengok bersama di rumahnya?” usul Dewi
“Aku tahu rumahnya. Kapan kita akan tengok Erlin?” tanyaku ke Dewi
“Nanti setelah pulang sekolah bagaimana?” usul Dewi lagi
“Ok siap” jawabku

Krrriiinnngggg . . . . Tepat pukul 10.00 bel pulang sekolah untuk kelas 3-A berbunyi.

“Ayo segera kita ke rumah Erlin” kataku mengingatkan Dewi.
“Ayo” sahut Dewi.
Lalu dengan berhati-hati kita bersepeda menuju rumah Erlin.

Tak terasa kita telah sampai di depan pintu rumah Erlin, kami mengetuk serta mengucapkan salam “Assalamu’alaikum”.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara “Wa’alaikumsalam” dan pintu terbuka.

“Tante, Erlin ada tidak?” tanyaku pada tante Ina ibunya Erlin
“Ada. Silahkan masuk. Ayo kita ke kamar Erlin” ajak tante Ina

Erlin terlihat kurus dan wajahnya pucat.
“Hai Erlin. Apa kabar?” tanya Dewi
“Alhamdulillah agak baikan” jawab Erlin
“Sudah 2 hari ini kamu tidak masuk sekolah. Ada apa Erlin?” Tanyaku
“dan juga kamu terlihat kurus dan pucat. Sakit apa Erlin?” tambah Dewi
“Aku sakit diare teman-teman. Mungkin karena selama ini aku sering jajan sembarang” jawab Erlin
“Astaghfirullahal’adzim. Oh, begitu penyebabnya” sahut Dewi
“Oleh karena itu, mulai sekarang kita harus menghindari jajan sembarang. Karena jajan sembarang itu tidak sehat. Banyak bahan berbahaya yang digunakan. Lebih baik kita membawa jajanan dari rumah saja. Begitu kata pak dokter” kata Erlin kepada kami
“Iya benar banget Erlin. Ok, mulai besok dan seterusnya kita semua harus menghindari jajan sembarang. Karena tidak sehat dan dapat menimbulkan penyakit” kataku
“Kalau begitu kamu cepat sembuh ya Erlin. Sementara main ke rumahku ditunda dulu sampai kamu sembuh” kata Dewi
“Iya Dewi. Karena aku, rencana main ke rumah Dewi gagal” jawab Erlin
“Tidak mengapa Erlin. Yang lebih utama kamu harus sembuh terlebih dahulu dan segera masuk sekolah. Sebentar lagi kita akan menghadapi ujian tengah semester. Main ke rumah Dewi bisa ditunda” jawabku
“Iya teman-teman. Semoga aku cepat sembuh. Terimakasih sudah menengokku ya” Erlin berkata lirih
“Iya sama-sama. Kami pamit dulu. Assalamu’alaikum” kataku dan Dewi bersamaan

Ternyata selain menengok sahabatku Erlin, aku mendapat pengalaman yang berharga. Aku jadi tahu bahwa kita tidak boleh jajan sembarang. Karena jajan sembarang itu tidak sehat dan dapat menyebabkan sakit. Karena banyak bahan berbahaya yang tidak baik untuk tubuh. Lebih baik jika membawa bekal dari rumah.


Hakam Rahmatullah

Bojonegoro, 30 Januari 2014