Hari
rabu yang mendung.
Jam
sudah menunjukkan pukul 07.00. Tak lama kemudian terdengar bel sekolah berbunyi
dengan sangat keras.
“Krrriiiiiiinnnnnggg
. . . . . . .”
Bu
Wati yang terkenal baik hati dan murah senyum masuk dalam kelas 3-A dengan
penuh senyuman.
Dengan
cepat aku dan teman-teman berdiri dan mengucapkan salam “Selamat padi bu guru”.
Penuh perasaan bu Wati menjawab “Selamat pagi anak-anak. Sebelum memulai
pelajaran kita berdo’a dulu ya”
Toni,
ketua kelas segera menyiapkan teman-teman “Duduk siap grak. Sebelum memulai
pelajaran kita berdo’a dulu. Berdo’a mulai” tak lama kemudian “Selesai”
Maaf
kelupaan, namaku Kusuma. Biasa dipanggil Uma oleh teman-temanku.
“Anak-anak,
kita kehadiran teman baru. Namanya Dewi” kata Bu Wati. “Dewi, silahkan masuk.
Silahkan memperkenalkan diri”
Gadis
yang bernama Dewi masuk dengan menundukkan kepala. “Oh itu anak barunya. Pasti
kita seumuran. Kayaknya dia baik hati” kataku dalam hati.
“Halo
teman-teman. Namaku Dewi Rahmawati. Teman-teman bisa memanggilku Dewi. Aku
berasal dari Jogja. Sekarang aku tinggal di dekat pantai. Kalau teman-teman mau
pergi ke pantai bisa mengajakku. Akan aku beritahu tempat-tempat yang menarik”
kata Dewi.
“Halo
Dewi. Selamat datang di kelas 3-A” kataku.
“Halo
Dewi. Senang berjumpa dengan kamu” kata Erlin sahabatku.
Saat
jam istirahat.
Aku
dan sahabatku Erlin mendekati Dewi, teman baru kami.
“Dewi,
tadi kamu bilang rumahmu dekat pantai ya?” kata Erlin
“Aku
pengin sekali pergi ke pantai” jawabku kemudian
“Iya
benar. Rumahku dekat sekali dengan pantai. Bagaimana kalo besok minggu kalian
pergi ke rumahku? Nanti aku ajak ke pantai sekalian. Bagaimana?” Dewi menjawab
pertanyaan kami.
“Seeetuujuuu”
jawabku dan Erlin secara bersamaan
Hari
Sabtu.
Sudah
dua hari ini Erlin sahabatku tidak masuk sekolah. Padahal dia anak yang rajin
dan selalu masuk sekolah.
“Uma,
kok sudah 2 hari ini Erlin tidak masuk sekolah ya?” tanya Dewi padaku
“Iya
ya. Tidak seperti biasanya” jawabku
“Kamu
tahu rumahnya Erlin kan Uma? Bagaimana kalo Erlin kita tengok bersama di
rumahnya?” usul Dewi
“Aku
tahu rumahnya. Kapan kita akan tengok Erlin?” tanyaku ke Dewi
“Nanti
setelah pulang sekolah bagaimana?” usul Dewi lagi
“Ok
siap” jawabku
Krrriiinnngggg
. . . . Tepat pukul 10.00 bel pulang sekolah untuk kelas 3-A berbunyi.
“Ayo
segera kita ke rumah Erlin” kataku mengingatkan Dewi.
“Ayo”
sahut Dewi.
Lalu
dengan berhati-hati kita bersepeda menuju rumah Erlin.
Tak
terasa kita telah sampai di depan pintu rumah Erlin, kami mengetuk serta mengucapkan
salam “Assalamu’alaikum”.
Beberapa
saat kemudian, terdengar suara “Wa’alaikumsalam” dan pintu terbuka.
“Tante,
Erlin ada tidak?” tanyaku pada tante Ina ibunya Erlin
“Ada.
Silahkan masuk. Ayo kita ke kamar Erlin” ajak tante Ina
Erlin
terlihat kurus dan wajahnya pucat.
“Hai
Erlin. Apa kabar?” tanya Dewi
“Alhamdulillah
agak baikan” jawab Erlin
“Sudah
2 hari ini kamu tidak masuk sekolah. Ada apa Erlin?” Tanyaku
“dan
juga kamu terlihat kurus dan pucat. Sakit apa Erlin?” tambah Dewi
“Aku
sakit diare teman-teman. Mungkin karena selama ini aku sering jajan sembarang”
jawab Erlin
“Astaghfirullahal’adzim.
Oh, begitu penyebabnya” sahut Dewi
“Oleh
karena itu, mulai sekarang kita harus menghindari jajan sembarang. Karena jajan
sembarang itu tidak sehat. Banyak bahan berbahaya yang digunakan. Lebih baik
kita membawa jajanan dari rumah saja. Begitu kata pak dokter” kata Erlin kepada
kami
“Iya
benar banget Erlin. Ok, mulai besok dan seterusnya kita semua harus menghindari
jajan sembarang. Karena tidak sehat dan dapat menimbulkan penyakit” kataku
“Kalau
begitu kamu cepat sembuh ya Erlin. Sementara main ke rumahku ditunda dulu
sampai kamu sembuh” kata Dewi
“Iya
Dewi. Karena aku, rencana main ke rumah Dewi gagal” jawab Erlin
“Tidak
mengapa Erlin. Yang lebih utama kamu harus sembuh terlebih dahulu dan segera
masuk sekolah. Sebentar lagi kita akan menghadapi ujian tengah semester. Main
ke rumah Dewi bisa ditunda” jawabku
“Iya
teman-teman. Semoga aku cepat sembuh. Terimakasih sudah menengokku ya” Erlin
berkata lirih
“Iya
sama-sama. Kami pamit dulu. Assalamu’alaikum” kataku dan Dewi bersamaan
Ternyata
selain menengok sahabatku Erlin, aku mendapat pengalaman yang berharga. Aku
jadi tahu bahwa kita tidak boleh jajan sembarang. Karena jajan sembarang itu
tidak sehat dan dapat menyebabkan sakit. Karena banyak bahan berbahaya yang
tidak baik untuk tubuh. Lebih baik jika membawa bekal dari rumah.
Hakam
Rahmatullah
Bojonegoro,
30 Januari 2014